Friday, March 18, 2011

Like a G-6

Seperti yang telah didiskusikan sebelumnya. Urusan pernikahan ini sungguh luar biasa bambetnya...
Jadi kisah ini terjadi jauh-jauh-jauh sebelom tim solek ditemukan...

Jadi karena pindah acaranya, dan pihak-pihak pelaksana perkewongan ini newbie (keluarga si Muka Lebar), jadilah proses pencarian dari awal ini pain in the *ss! So, many things to be booked, limited budged and the other bridezillah dan groomzillah make it worst dengan nge-tagggg semua vendor-vendor bagus dengan harga ekonomis H-365... Sintiang!

Ditambah lagi ide-ide para ibu:
si Muka Lebar: "Aduh, di Bandung, mahal vendornya...."
My beloved butut: "teh biar ga pusing, kita pake aja dekor, solekan, dll... semuanya dari Surabaya, daripada di Bandung mahal teh..." *buju buset, gedungnya gak sekalian mah, bawa dari Surabaya*
si Muka Lebar: "Iya tante di Bandung make up-nya mahal..."
My MIL-to be: "Temen tante ada tuh, suka rias manten.. udah sepuh sih, umurnya 90, tapi masih bisa rias manten kok..." *nanti hasilnya si Muka Lebar kaya riasan ratu-ratu tanah jawi jaman Majapahit trek dung dung cesss... -sepurane sing katah nggih mbah.. si Muka Lebar sek enom...nek ngomong ya ngomo kuwi... HALAH bahasa Jawa taunya cuma seiprit sok2an...-*  

si Kaki Berbulu juga gak memberikan kontribusi solutif, misalnya:
si Muka Lebar: "Aduh belom dapet entertaiment nih... Apalagi buat attract the crowd (pas mempelai masuk, semua tamu akan memperhatikan kita)"
si Kaki Berbulu: "gampang, undang Aura Kasih aja... pasti org langsung pay attention apalagi kalo bugil..." *iya elo seneng, ampe ngeces.. *
si Muka Lebar: "aku pengen ada saxofon, biar bisa jazz... gimana yah?"
si Kaki Berbulu: "temen aku ada pemanin saxofon, SKA..." *abis itu moshing kita*

dan banyak ide imaginer lainnya kaya "jangan tim solek ini, tempat orang kawin dua kali, liat CPP-nya udah tua semua" ato "kamu cocok banget pake baju ini (foto pengantin pake sarung kotak2 ijo orange, dengan riasan kepala ala eryka badu)", dll....

Semua ide-ide si Kaki Berbulu yang imajiner dan bikin si Muka Lebar ringan tangan (pengen nabok bawaannya), maka diputuskan lah, suatu hari sabtu yang mendung, si Kaki Berbulu fitnes, sementara yang mengurusi perkewongan si Muka Lebar, si Wabistan dan si Liatuz (bintang tamu dari Surabaya) tujuan kita ke toko kain untuk membeli kain lamaran dan survey seragam buat keluarga dan sahabat...

Destinasi Pasar Baru, karena si Wabistan nampaknya suka malak disini dan cukup mengenal tidak hanya preman setempat tapi juga toko kain bagus dengan harga bersahabat... Hahaha, bagus kan.

Perjalanan dimulai, dari nunggu Wabistan di Bakoel Koffiee sambil belajar bahasa Belanda dari temen Liatuz yang orang Belanda dan namanya si Muka Lebar ga tau cara nulisnya lupa, pokoknya nyebutnya "nude". Untung doih gak nude... wkwkwk... Si Wabistan akhirnya datang (telat abis ngumpulin setoran dari preman pasar), dan cabut lah kita ke Pasar Baru.

Dari pertama, si Muka Lebar merasa matanya terasa tidak enak karena gak pake kacamata (ketauan deh si Muka Lebar pake kaca mata, wkwkwkwk), di toko kain yang dituju, (namanya lupa, yang jual India *ya iya lah!*), ditengah pemilihan warna (si si Muka Lebar bilang "Hijau Celtic mas", si masnya "Hijau Botol Mba",si Muka Lebar "yang kaya hijau star buck, mas" dan si mas "ya hijau lumut?"... yah what ever lah mas...)

Untungnya setelah ditunjukan beberapa hijau, si Muka Lebar tertarik dengan so called- the most beautiful green that she has ever seen... semi french lace pulak, dengan nego-nego wabistan dapet harga bagus (curiga nego-negonya ngurangin "uang kemaanan" jatah doi, but thanks mannn!) langsung dipeluk dan gak mau dilepas. HAHA!

Kemudian cari warna putih untuk akad, tiba-tiba, entah karena ramai, penuh brokat cantik dan mahal gak karu-karuan (gak mampu kasiang), tiba-tiba, tanah bergoyang, hohoho... jadilah kita pindah ke toko yang less crowded dengan kursi (masih jajahan langganan si Wabistan) dan karena tak kuat berdiri si Wabistan dan Liatuz yang mencari kainnya...

Singkat kata setelah, sakit kepala tak tertahankan muter2, gedok-gedok, tipsi-tipsi, badan mulai terasa ringan i feel like i'm flying (in the worst way that i could imagine)... untung ga pake nyanyi "I'm flying so high like a G-6.. like a G-6... When sober girls around me, they'd be actin' like they drunk" sambil jejogetan... Tak kuasa menahan sakit (lebay) akhirnya nelpon si Kaki Berbulu nangis-nangis (sampe nelpon resepsionis tempat fitnes, si embak ngomongnya "Pak, telpon dari istrinya "EMERJENSI" pak!", tahunya kemudian setelah si Kaki Berbulu cerita "Damn, ketauan bini gue fitnes disini---> that makes me the other woman,red" ) akhirnya, si Muka Lebar terkapar di UGD di sebuah rumah sakit di Jakarta Tengah.

Kata dokternya, si Muka Lebar sutresno dan kecapekan... (secara medis pembuluhdarah otak menyempit dan oksigen ngalir dikit dan blablbalbna ^%&()(!@#@@#).

Tapi yang penting kebaya hijau celtic terbeli YES!

Mari kita bersolek...

Oke hal terpenting saat pernikahan selain CPW dan CPP, wali nikah, dua saksi dan ijab kabul adalah Makanan dan MAKE UP! Hahahaha!

Jadi walaupun si Muka Lebar gak pake baju Anne Avantie pas kawinan, ato held a wedding in a garden party with lake view, terlebih si Muka Lebar kaga kewong sama Prince William (sebagaimana cita-cita si Muka Lebar jaman SD, ketika dapet bonus Postcard Prince William dg sweater biru, kemeja kotak2 biru dari majalan Bobo), maka at least si Muka Lebar has to look good. Apalagi menurut si Rambut Merah "Bandung kan menor-menor, gue suka kok! Justru biar manglingin", yang kalo menurut si Kaki Berbulu dengan kejamnya "Iya, lah pangling, mau ngelenong apa gimana kamu?!!"... Kezaaaammmm...

Maka dimulai lah usaha pencarian tim solek, yang sesuai dengan selera si Muka Lebar dan si kaki Berbulu...
dengar-dengar dari si Rambut Merah, yang ter-oke se Bandung Raya adalah Hetty Sunaryo, tidak lain dan tidak bukan pemilik Selasar Sunaryo (yang ditaksir si Muka Lebar juga), karena hasilnya natural bgt, tapi cantik... tanpa blush on berlebihan yang membuat pipi bagai di tabok dan gincu merah... tapi hohoho, memang menggunakan jasa tante Hetty bukan jatah rakyat jelata. Mari kita skip, next tim pesolek yang masuk jaringan si Muka Lebar untuk di review adalah:

1 Teh Yuyun (rekomendasi adik si Rambut Merah dan Jeung Ana sesama capeng tanah Sunda loh jinawi);
2. Tisna (sekeluarga si Muka Lebar pernah menggunakan jasa doi, tante si Muka Lebar cinta berats sama doi);
3. Suryaraka (rekomendasi si Rambut Merah);
Nama-nama lain lihat dari majalah Java Wedding, yaitu:
1. Anita;
2. La Diva;
3. Dindin dari D&D;
4. Daday Koghidar; dan
5. Sanggar Rias Lia.

Dimulailah pencarian tim solek yang sesuai kriteria. Survey dilakukan dua kali, batch pertama untuk Anita dan La Diva.
Untuk harga paket Anita starting 10 mio, baju perdananya kerjasama dengan Ayok Dwipanca, yang kebetulan juga bikin kebaya vendor di Surabaya. So far pelayanannya helpful dan hasil tim bersoleknya cenderung bold and fierce. Mungkin menyesuaikan dengan baju-baju koleksi Anita yang mewah dan modelnya revuli. Ternyata tanggalnya tidak cocok, alias sudah di booked. Yuk mari...

La Diva yang letaknya gak jauh dari situ menawarkan starting paket pesolek yang lebih muree 6mio... bajunya 11-12 dengan Anita dengan tingkat keramaian di bawah Anita. Jenis solekan pun, taraf bold normal... Tapi sayangnya saya tidak ada chemistry dengan si mba-mbanya dan portofolionya padahal uda baik ngasi kalender dan minum. (Sebenarnya si Kaki Berbulu gak sreg juga, dengan alasan yang imajiner...)

Kita pulang ke concrete jungle the city that never sleeps dengan tangan hampa (macem living in New York!)

Bulan ini dengan segala upaya, sebelumnya usaha  menghubungi vendor vie telpon dan e-mail, marilah kita sortir vendor untuk dikunjungi yaitu: Dindin, Daday dan Yuyun dan Sanggar Rias Lia. (sayangnya Suryaraka sudah di booked untuk tanggal kita). Karena ke Bandung kesiangan (pake acara ke kantor dulu, ngambil I pod biar ga sepi di jalan, omigoot macem mau ke Batukaras aja 10 jam perjalanan!!), kita mulai dengan Sanggar Rias Lia.

Jalan ke Lia lumayan jauh dan macet, tapi si Muka Lebar suka hasil solekan-nya tidak terlalu bold dandan baju-bajunya cantik dengan tingkat keramaian yang termaafkan... dengan harga paket 9mio, pelayanannya lumayan informatif. Cuma gak ada chemistry ajah. Ditambah abis ke Lia beli Magnum mahal dan macet di jalannya... (sungguh surveyor yang subjektif) jadi yah... mari kita lihat-lihat dulu...

Kemudian kita ke Belva untuk lihat paket Teh Yuyun dan kebetulan Tisna juga termasuk salah satu pesolek yang di tawarkan di Belva. Hasil solekan Teh Yuyun dan Tisna tidak terlalu bold, which is good sayangnya baju-bajunya kurang jelas (mungkin pakai kebaya Belva kali yah). Paket-nya lebih terjangkau... Kalau lewat Belva tentu saja pakai harga Belva startingnya 6,5mio.

Dindin, pertama kali kita datang doi-nya gak ada, cuma sempet ngintip bajunya. Cantik! Karena penasaran besok pagi kita datang, sayangnya kang Dindin sedang ke kota Singa duyung. Jadilah si Muka Lebar berdiskusi dengan Kang Edho and it turned out, really good. Despite the facts that bajunya cakeb-cakeb dan tipe solekannya beberapa tampak bold tapi termaafkan. Kang Edo, he was really helpful. Dimulai dengan membantu mencari gebyok putih dan masukan-masukan untuk perkawinan, padahal belum tentu deal.

Oke setidaknya bisa pulang dengan hati lega, dengan PR menentukan vendor mana yang akan kita pakai. Setelah pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Harga keseluruhan 11-12 lah. Dengan keinginan yang kami mau, kang Daday paling tinggi (Loh, kang Daday belom didatengin!! Jauh euy jadi langsung balik, tapi di website dan reviewnya uda jelas kok kualitasnya, Mantap hehe... orangnya juga informatif dari korespondensi e-mail, telpon dan sms)

Akhirnya penilaian si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu jadi lebih subjektif, dimulai dari model baju, beberapa vendor terlalu mewah, ada yang harus melalui tangga aborsi, jalannya macet, atau lokasi vendor terlalu jauh dari rumah, dan charge lain2 (acara 2 hari dan baju perdana). Menghindari kesintingan si Muka Lebar yang mungkin timbul karena sutrisno mikirin perkewongan dan mempertimbangkan harga minyak tidak menunjukan tanda-tanda penurunan...

Vendor untuk bersolek si Muka Lebar jatuh pada Kang Dindin walau pun belom ketemu Kang Dindin langsung, karena orangnya helpful dan lokasinya dekat rumah! Jadi tinggal koprol... (gampangan memang kitah...)

Disamping si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu memang suka dengan hasil solekan-nya kang Dindin, semoga hasilnya bagus yaa...

So, tim solek, contreng!

Friday, March 11, 2011

Lost in...?

Oke macem iklan properti di hari minggu, dengan suara yang khas mba presenter itu selalu bilang, "Sebelum membeli properti, hal pertama yang menjadi dasar adalah LOKASI, LOKASI, LOKASI..." dengan gaya yang meyakinkan, kadang kadang si emba ditemani juga oleh pelawak senior atau representative officer dari developer yang bersangkutan... Anyway, gak ada hubungannya sama pembahasan ini intro-nya kepanjangan..

Jadi yah jaman sekarang ternyata untuk orang biasa seperti Si Muka Lebar dan Si Kaki Berbulu, mau kewong tuh ya, boro-boro nunggu hati matep dulu, yang pertama harus ditentukan adalah LOKASI, LOKASI, LOKASI... (macem mba itu ngomong di iklan properti)

"Gedungnya dimane neng?" Tega banget para bridezillah dan groomzillah, H-365 udah ngetag-in gedung... Ada kosong Hotel Kempinski noh, macem si Muka Lebar anak pengusaha yang tajir melintir... Eh, sama jalan depan rumah juga kosong, lumayan kalo bikin gawe tinggal gelar tiker, sambil star gazing, makan nasi kotak RM. Sederhana, entertaiment-nya gitar akustik sama fireworks bonfire, pasti makin akrab tamu-tamunya... sambil makan coklat Ratu Perak kalo perlu!

Jadilah yah, kami mendapat gedung yang sebenarnya, ibarat pepatah, Semut di pinggir kali terlihat, gajah di pelupuk mata tak terlihat...

Setelah pusing mencari Gedung di Bandung, yang terkenal Pusdai mahalnyoo luar biaso! SeskoAD gak nanya, gedung-gedung yang lain gak tau. Taunya Rumah Maja dan Kartipah yang cihuy sangat masa kini, bahkan fantasi si Muka Lebar, private party di Selasar Sunaryo ditolak mentah-mentah... (spooky aja gitu malem-malem disitu) Hehe...

Demi kemasalahatan bersama... Praktis dan hemat (tapi gak inovatif)

Jadi dipilihlah Gedung Balai Sartika di Bikasoga yang jaraknya walking distance dari rumah aki, bibi dan uwa, sarana dan prasarananya juga lengkap ada Masjid, Gereja, pemakaman, TPS, sungai, TK, ada supermarket, dan dekat dengan jalan utama. Enak bukan? Dan gedung itu tak lain dan tak bukan tempat renang si Muka Lebar jaman bocah, maksudnya Bikasoga ada kolam renang dan gedung pertemuan... Jadi bisa dibayangin kalo bosen kawinan bisa renang, ato habis kawinan renang? Ada serodotannya* loh! (*perosotan).

Gedung ini juga kebetulan, my dearest colleague si Rambut merah mengadakan perehaltan perkawinannya with her beloved retherbi (red hair hubby), dan yang kata salah satu rekan kami si Ms. Blablabla "ini gedung apa gor bulu tangkis?"
Oke, mungkin gedung ini sangat lengkap fasilitas olahraganya, tapi tenang saja walaupun gedung yang mirip gor bulu tangkis, gedung ini juga bisa dipakai jadi gedung manten!!
Dan sekarang gedungnya sedang direnovasi, yiipiee! (yang bikin harganya naik lagi... Dyem!)

Semoga setelah renovasi, tampilannya gak kaya gor bulu tangkis lagi, kaya indoor basketball hall lah paling gak (loh??!!)

CP Balai Sartika ini Pak... Lupa, telponnya juga lupa... Hehehe ntr yah.

Tuesday, March 8, 2011

Mukadimah slash Preface


Should I make a wedding blog or shouldn’t I?

Setelah banyak pertimbangan akhirnya si Muka Lebar mau bikin blog, dengan petimbangan:

Emosi jiwa, sungguh yah... the kewong preparation is not easy at all… this wedding industry drives me crazy, sungguh persiapan pernikahan hanya untuk orang-orang yang sudah pasti mau nikah (bukan yang masi iya-iya engga-engga )
dan orang-orang yang gesit dan cepat bergerak karena
bahkan di bulan kedua vendor-vendor sudah mulai terbooking untuk akhir tahun… 
Gilaaaa kalian semuaaaa (nangis Bombay)

Secara kompetitif kemampuan si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu dalam persiapan udah kalah start dari segi jarak dan waktu. Awalnya kita merencanakan acara di nunjauh di timur Jawa dan karena satu dan lain hal ternyata yak trek tek tek dung dung cess berubah menjadi Bandung

We totally have no idea di Bandung musti mulai dari mana ditambah kita juga tidak tinggal di Bandung.

Jadi mari lah kita berdoa agar, harga minyak mentah dunia stabil walaupun Libya digoncang demonstrasi, dan agar si Muka Lebar dapet make up yang oke biar mukanya bisa secakep Angelina Jolie atau J.Lo. Bagus-bagus kalo si Muka Lebar bisa pake gaun yang sama sama doih ato gaunya Vera tzzrttrtrtrt  … Sudah cukup mimpi di siang bolongnya, semoga acara kawinan si Muka Lebar lanjar jaya.

Well anyway, mari kita mulai ikhtiar mempersiapkan acara paling besar dalam hidup si Muka Lebar  dan Kaki Berbulu tahun ini setelah backpacking 8 hari ke Vietnam (paling besar butuh duitnya…) dengan basmallah…

Bismi-llāhi ar-ramāni ar-raīmi