Friday, April 22, 2011

I want the rock!

Memang yah mengurus perkewongan ini adalah pain in the 8ss... Tsaaah... Sudah berat beban dengan persaingan ketat memburu vendor-vendor harga pas dikantong kualitas pas dihati, pake disusah susahin dengan keinginan bride to be yang gak masuk akal. Kaya suatu siang bolong, si Muka Lebar tiba-tiba bilang "Ayang pengen cincing kewong berliong solitare, itu loooh yang kaya giniiii....."

Yang gambarnya diambil disini

Yang yah sodara-sodara kata tukang perhiasan, kalo solitaire berliannya musti gede (ya iya lah kecil mana asyik), biar bisa diiket. Yang harganya ala mak jang. Kalo tajir melintir juga masi mikir-mikir si Kaki Berbulu belinya . Ato liat-liat cincin disini bikin idung meler mata ngiler the beautiful company ....

Tapi yah diluar permintaan imaginer diatas, memang, bagian yang paling menghibur dalam mempersiapkan perkewongan itu adalah belanja seserahan. Asoi!  Ibarat, keringat dan air mata dibalas dengan fancy stuffs (barang-barang yang dibeli di fancy, kaen gituh?). Me likey!

Seserahan katanya isinya perlengkapan kebutuhan sang isteri nantinya... si Muka Lebar... dari atas ke bawah... (baca: si Kaki Berbulu Beliin tas, baju, makeup, sepatu dan lain-lain barang-barang kebutuhan si Muka Lebar...awww so sweet sekali) yang artinya belanja gak pake bayar. Nikmat bukan?

Dan kata majalah jumlahnya harus ganjil, tujuh lah (minimal *maunya*). Gitu. Yang kata the beautiful Jade Ayu a mom to-be, "jumlahnya sesuai sama tanggal lahir gue"... Langsung "YES!" dalam hati. "Gue lahir tanggal 25!". Sayangnya si Kaki Berbulu bukan penganut paham jumlah sesuai dengan tanggal lahir. Pokoknya ganjil... Huks... Yo wis...

Yang berdasarkan keinginan si Muka Lebar yang rada gak tau diri ini pengennya si seserahan terdiri dari:
1. Keperluan kerja (Baju Setelan, Sepatu, Tas);
2. Keperluan pesta (Kain, Sarung Batik, Selop dan Clutch);
3. Baju main (Atas Bawah, Sepatu sendal, Tas santai) ----> ditolak mentah-mentah
4. Peralatan ibadah;
5. Peralatan mandi (udah beli duluan, jauh sebelom mau nikah, karena belom dipake dimasukin jd seserahan *semoga gak expired*) dan handuk;
6. Pakaian dalam;
7. Parfum -------> ditolak mentah-mentah
8. Jam tangan ------------> ditolak juga
9. Perhiasan (si Muka Lebar naksir mutiara bulat putih, cantik sekali, sangat classy di INA CRAFT ketika ditanya "berapa?" si ibu dengan cuek "281", si Muka Lebar "ini perbutir atau sudah semuanya? *setelah melihat lebih dekat si kalung cantik tidak terikat hanya dibetuk kaling di kotak", "itu satu kalung " jawab si ibu, masih cuek "dua ratus delapan puluh satu juta..." lanjut si ibu *pingsanlah si Muka Lebar*).
10. Make Up (maunya se perawatan muka sekalian!)
11.Hape kembar Corby Samsung yang iklannya Rangga(nteng blas) sama Cinta(ekk) ----> Jelas doi ga mau
12.Baju fitnes kalo bisa ----> jelas-jelas ditolak
13. Pengennya mixer, juicer dan peralatan masak lainnya ------> susah bawanya (Ingat acara di Bandung musti balik ke Jakarta lagi, beli di Jakarta. Bulak balik Jakarta-Bandung-Jakarta itu seserahan)

Sekian yang baru terfikir,sementara si Muka Lebar pengen ngasih balik si Kaki Berbulu, pengen aja soalnya kan si Muka Lebar baik hati dan tidak sombong

si Kaki Berbulu pun nunjuk barangnya gak kira-kira "I pad dong sayang", "Kaos Buaya dong sayang yang bisa dipake buat lapisan tuxedo...*dilanjut dengan* gimana kita kawinnya pake kaos itu aja?" (crocodile maksud kamu sayang?). Untung so far si Kaki Berbulu beli barangnya masi wajar dan beberapa item mengandalkan kartu diskon dan promo cc.

Dari belanja seserahan ini juga dapat terlihat, seberapa boros pasangan kita nanti ... Damn, semoga kita gak pingsan ngeliat tagihan CC buldep yah sayang...

Wednesday, April 20, 2011

Kamu makannya apa? tempe!

Jadi ingat lagu jaman baheula, dubi dubi dam dam dubi dubi dam. . .
Anyway, peristiwa desperados tempo hari abaikan saja. As always itu mau dapet kayanya. . .

Bulan ini ke Bandung, lagi tadinya mau test make up. But we came really late so that our juru solek yang termashyur sepenjuru Bandung Raya pergi. . . Satu bulan lg berlalu bahkan gue belom pernah ketemu si juru solek, bagoos!

Akhirnya kami move on untuk mencari cateter. Catering yang akan kita survey setelah survey abal-abal dengan metode browsing dan diakhiri desperate tanya kiri-kanan yang si Muka Lebar lakukan akhirnya membuahkan beberapa nama yaitu:
1. Harmony
2. Pola
3. Soewandono
4. Utami

Tempat pertama yang kami datangi adalah Harmony. Karena dekat dengan Dindin. Pertama datang, orangnya lagi agak sibuk, akhirnnya kami dilayani, dan sembari memperlihatkan contoh dekor juga memberi penjelasan tentang sharing portion buffee dan stall, yang sayangnya entah mengapa tidak dipahami samsek oleh si Muka Lebar (padahal bapaknya sudah mengulang dengan sabar tiga kali!), tapi the good news is letaknya gak jauh dari Dindin dan punya gebyok putih!

Si Muka Lebar langsung memohon ke Kaki Berbulu biar bisa pake catering ini aja, dengan alasan, dekat rumah dan ada gebyok putih! Kami pun diberikan undangan test food. Dan target selanjutnya kami skip dengan alasan jauh. Bensin mahal.

Tibalah saat test food, yang menurut si Muka Lebar dekornya lumayan tapi agak kurang rapih untuk meja buffee dan stall yang sendiri. Bunganya terlalu warna warni dan gak penuh. Tapi bisa jadi itu request si pengantin yah. Untuk makanan so-so lah. Buffee lidahnya enak. Sayang oh sayang my love aunty found something that i might not be happy if the same thing happened at my wedding.

Jadi diputuskan lah untuk survey another vendor tomorrow. Dengan desperate keesokan paginya, si Muka Lebar dan Gurita Karindang akika tinta mawar alias Karmin, my lovely sister went to the nearest vendor, Destiny (dapet nemu di majalah Java Wedding) dan ternyata doi full cuy...

Petualangan si Muka Lebar dan Karmin si monyet ajaib *loh salah?!* my lovely sister mencari catering pun berlanjut. Kami ke Pelesiran, entah mengapa jalan yang namanya pelesiran ini, bisa-bisanya satu jalan nomer kecil dan besar terpisah begitu jauh, setelah dua kali nyasar di gang kecik buntu dengan tanjakan suicidal yang bisa bikin si Karimun the city car mencret.

Fyi: Kayimun si city car, dengan 900cc, bisa ngebut di tol 120km/jam mentok, tapi gak bisa nanjak tanjakan curam tanpa awalan gas pol. Case study: Mundur di parkiran B3 FX yang curam dan Masuk parkir Grand Melia yang selalu always mundur sodara-sodara, (dan bikin nervous mobil-mobil mewah yg nunggu parkiran dengan ga sabar nempel mobil eike). It happened yah, jadi si Muka Lebar agak parno.

Pelesiran pertama, setelah melewati turunan curam (Warning: Kalo balik jadi tanjakan!!) kata local resident, "Bukan mba ini nomer kecil", okeh kita ke Pelesiran yang kedua "Bukan Mba ini nomer besar". Oke sebenarnya 15 itu nomer kecil atau besar sihh???, yang bikin mo mencret, adalah pas doi bilang "maaf mba, buntu" yang mana harus balik melewati si tanjakan sucidal *thanks tu Karmin yang keluar mobil nutup jalan biar si Kayimun bisa gas pol! Akhirnya sampailah kita ke pelesiran pertama tadi, belajar dari pengalaman, kita tinggal mobil di depan gang. Catering Lariva kita sampaaai! Demn gak ada orang pulak, tau gitu telpon dulu. Kita pun desperately mencari catering dari Java Wedding dan kebetulan ketemu sepupu di perjalanan ini jadilah kita menuju vendor selanjutnya.

Perjalanan dilanjutkan ke Utami, tapi karena jauh kita memutuskan telpon dulu, belajar dari pengalaman sebelumnya, ternyata full. Dari sodara yang baru saja nikah, kita disarankan Minity, ternyata full juga. Pola kita telpon masih bisa, tapi balik lagi, jauh... Dan apakah harus mengulang seluruh proses dateng, nanya, test food dimana tau... Sungguh waktu dan tenaga terbuang-buang...

Akhirnya si Muka Lebar desperately called her lovely a bit crazy friend, si Rambut Merah Wilahowabi (Wisteria Lane House wive Wanna Be), and menurut dia belum tentu yang enakketika test food, pas hari H sama kualitasnya (pengalaman dia waktu test food enak pas kawin biasa aja).

Maka dengan ini, dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya dan setelah menilai usaha-usaha yang perlu dilakukan telah dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, dengan dasar pertimbangan kepraktisan, hemat bensin, tersedianya gebyok putih dan diiringi wanti wanti jangan kaya gitu, dan sembari membujuk si aunty agar setuju, plus doa yg banyak diputuskan lah catering yang akan digunakan si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu adalah Harmoni...

Yay centreng catering!!

Nb: beberapa hari setelah perjalanan ini. the Silly Anna, the fellow bride to be ternyata juga pakai Harmony. Mari banyak2 berdoa agar lancar urusan kitah!
Published with Blogger-droid v1.6.7

Sunday, April 17, 2011

Friday i am in love

This story happened a long time ago...

Jumat malam kelabu, setelah pulang kantor, si Kaki Berbulu lembur. We just got back from our super long exciting journey. Dan si Muka Lebar stuck di kosan, drown in her new duty favorite activity browsing for vendors .

As we said earlier yah, jarak mak. JAUH. 
Therefore...
Waktu mak. We don't have enough time. 

Sehingga karena waktu adalah sebuah kemewahan bagi kami. We will do all the things necessary to simplified our search... Mencari vendor dan refresi vendor tersebut dari internet adalah salah satu pilihan.Sehingga dari puluhan vendor kita bisa buat short list yang kita mau berdasar refrensi.Baru kita ke Bdg untuk mencari 3 vendor di urutan teratas....

Awalnya, that is how things supposed to work... Anyhooo...
Orang Bandung gak semuanya suka bikin web. Sehingga terbatas sekali pilihan. Ditambah sedikit refrensi yang bisa didapat. Lebih mengenaskan, mostly yang gue tanya, vendor-vendor yang productnya sangat ciamik, bagus, harganya ala mak jaaang laranggnyooo! (Yg punya blog hanya mereka yang harganya diatas rata-rata).

Sehingga, setiap kali dapat email balasan dengan judul pe-el pake kapital semua, begitu buka, lihat harganya, huks. Bikin nyesek, megap-megap, pucet terus pengsannnn... Begitu selalu reaksi si Muka Lebar yang notabene adalah seorang anak baik hati, tidak sombong, suka menolong dan rajin menabung tapi entah mengapa seringkali tongpes terutama di awal bulan, setelah bayar kartu keredit) setelah baca email balasan buat dari vendor-vendor yang produknya lucu dan imut kaya marmut kentut... Sampe desperados kudos meledos! Hoaaaaaaa!!!!!!!

Sampe di satu titik, gue muak baca PL! 
Baca PL dan cari vendor, I'm done with all of you!

Gue ga mau cari vendor lagi
Sakit hati,

Wedding industry, with the core business to create so called 'the most beautiful moment of your life, where all the things seem all so perfect'. Industri menjual mimpi. Asal harganya cocok.
Role player dalam industri ini adalah majalah, yang isinya membentuk pikiran gadis remaja wanita Indonesia kalo kawinan ini musti begindang, selain itu akika tinta mawar.

Padahal kalok ngeliyat kawinan di the amazing Green Wedding Shoes kagak bakalan deh yang kaya begini kejadian. Wedding ceremonies and its celebration seharusnya "be resourceful" (mengutip Pak Bondan).
Gue maunya, kawinan di taman, in this case, taman rumah bokap gue (ya iya lah gue belon punya rumah).  Yang gak luas, tapi di atapnya rindang oleh tanaman merambat (yang semoga gak ada ulet bulunya, karena lagi musim ulet bulu). Lampion putih hijau, pake lilin pinggirnya, makanannya bikin sendiri,  kuenya bikin sendiri, di meja panjang, cuma keluarga dan sahabat terdekat.


Pas gue lagi browsing si kawinan di Green Wedding Shoes ini dan ke gep sama seketearis kantor gue (yaahh ketauan deh gak kerja, malah brosing begituan) doi langsung bilang "Lo ga bisa punya kawinan kaya gitu, itu kan bule...". Orang indonesia mah kalo kawin yang diundang anak cucu semenda 7 ke atas dan ke bawah, tetangga se RT-RW, temen SD-SMP-SMA, Kuliah dan Kerja BOKAP dan NYOKAP. Baru deh sisanya temen mempelai (if any).......

I wish i could have just a simple wedding.
My be i can, in my dreammmmm.......
Blaaaaaaarrrr!!!

Jadi mesti gimana nih? Buat dapetin vendor yang harganya selangit?
a. Ngamen
b. Rampok
c. Nyulik artis berinisial AB
d. Apply ke mafioso
e. Jadi superman abis itu main iklan sampo
f. Jadi mucikari
g. Part time jadi badut Dufan
h. jadi perompak
i. Beruang ngepet (ga ada icon babi adanya ini )
j. jadi nene sihir trus ngubah daun jadi duit
k. ..................................................................................

Tuesday, April 5, 2011

Oh... we have to register

Halo apa kabar perkewongan? Lama tak terdengar, si Edho dari D&D kapan itu bbm-an. "Kemana aja gak ada kabarnya, mau nanyain Akadnya jam berapa?", sama "Kang Dindin mau ketemu...". Aduh punten pisan kang, akika habis pelesir. Ngomong-ngomong si Muka Lebar belom pernah ketemu juga dengan juru soleknya, kang Dindin... Hehehe...

Memang nikmat jalan-jalan melupakan segala kesusahan duniawi. Hahahaha!

Beberapa saat lalu, sebelom pelesir, My MIL to be sempat menanyakan, "Udah daftar penghulu belom? Kan tanggal kamu bagus, nanti penuh", dengan tololnya si Muka Lebar bilang "Kalo gak dapet kan gpp?" *menurut agama gitu bukan, mempelai-akad-wali-saksi? Ditambah baca satu blog yang cerita penghulunya telat dateng jadi pernikahan dilangsungkan tanpa penghulu, jado boleh dong? Maksud hati terdalam gak pengen ribet ngurusin begituan sekarang... Nanti ajah*, beliau dengan spontan langsung "Kamu mau nikah siriiiii?".... Tante tenanggggg gak gitu maksudnya, nanti juga bisaaa... Akad dulu, pencatatan menyusul. Dan akhirnya terpaksa si Muka Lebar jawab "Iya, nanti dicari", dengan tambahan "Jangan lupa loh, nanti kamu gak kedapetan"

Yang mana sampe pergi pelesir pun belom di urus itu urusan...


Di tengah liburan tiba-tiba, Muka Lebar's lovely aunty called (selain ada juga email kerjaan, ternyata the mighty senior lupa si Muka Lebar cuti.. Hohoho. Maap), yang gak diangkat tapi dibalas cukup sms saja (maklum roaming).
"Kenapa bi? Masih liburan nih, telpon roaming... " *ponakan pelit pulsa*, ternyata tante gue nanyain data si Kaki Berbulu rupanya beliau sedang di KUA, daftar... Heuhuhu. Maap kan ponakanmu yang bodoh ini, bi...

Good newsnya, urusan KUA beres! 

--------------------------------------------------------------------------------
Sotoy, itu mikirnya pas jalan-jalan....

Balik ke Indonesia ditelpon lagi ternyata masi ada yang musti di submit. Ternyata gak kaya daftar gedung, dateng nyatet bayar. Musti pake ngasi foto, dokumen blablabla,copy id, hadeh ribet... (Makanya sih ditelpon bukannya diangkat, jadi gak jelas informasinya...)

Mana bayarnya mahal pulak... Ckckckck... Kewong aja ribet amat sih...