Friday, March 18, 2011

Mari kita bersolek...

Oke hal terpenting saat pernikahan selain CPW dan CPP, wali nikah, dua saksi dan ijab kabul adalah Makanan dan MAKE UP! Hahahaha!

Jadi walaupun si Muka Lebar gak pake baju Anne Avantie pas kawinan, ato held a wedding in a garden party with lake view, terlebih si Muka Lebar kaga kewong sama Prince William (sebagaimana cita-cita si Muka Lebar jaman SD, ketika dapet bonus Postcard Prince William dg sweater biru, kemeja kotak2 biru dari majalan Bobo), maka at least si Muka Lebar has to look good. Apalagi menurut si Rambut Merah "Bandung kan menor-menor, gue suka kok! Justru biar manglingin", yang kalo menurut si Kaki Berbulu dengan kejamnya "Iya, lah pangling, mau ngelenong apa gimana kamu?!!"... Kezaaaammmm...

Maka dimulai lah usaha pencarian tim solek, yang sesuai dengan selera si Muka Lebar dan si kaki Berbulu...
dengar-dengar dari si Rambut Merah, yang ter-oke se Bandung Raya adalah Hetty Sunaryo, tidak lain dan tidak bukan pemilik Selasar Sunaryo (yang ditaksir si Muka Lebar juga), karena hasilnya natural bgt, tapi cantik... tanpa blush on berlebihan yang membuat pipi bagai di tabok dan gincu merah... tapi hohoho, memang menggunakan jasa tante Hetty bukan jatah rakyat jelata. Mari kita skip, next tim pesolek yang masuk jaringan si Muka Lebar untuk di review adalah:

1 Teh Yuyun (rekomendasi adik si Rambut Merah dan Jeung Ana sesama capeng tanah Sunda loh jinawi);
2. Tisna (sekeluarga si Muka Lebar pernah menggunakan jasa doi, tante si Muka Lebar cinta berats sama doi);
3. Suryaraka (rekomendasi si Rambut Merah);
Nama-nama lain lihat dari majalah Java Wedding, yaitu:
1. Anita;
2. La Diva;
3. Dindin dari D&D;
4. Daday Koghidar; dan
5. Sanggar Rias Lia.

Dimulailah pencarian tim solek yang sesuai kriteria. Survey dilakukan dua kali, batch pertama untuk Anita dan La Diva.
Untuk harga paket Anita starting 10 mio, baju perdananya kerjasama dengan Ayok Dwipanca, yang kebetulan juga bikin kebaya vendor di Surabaya. So far pelayanannya helpful dan hasil tim bersoleknya cenderung bold and fierce. Mungkin menyesuaikan dengan baju-baju koleksi Anita yang mewah dan modelnya revuli. Ternyata tanggalnya tidak cocok, alias sudah di booked. Yuk mari...

La Diva yang letaknya gak jauh dari situ menawarkan starting paket pesolek yang lebih muree 6mio... bajunya 11-12 dengan Anita dengan tingkat keramaian di bawah Anita. Jenis solekan pun, taraf bold normal... Tapi sayangnya saya tidak ada chemistry dengan si mba-mbanya dan portofolionya padahal uda baik ngasi kalender dan minum. (Sebenarnya si Kaki Berbulu gak sreg juga, dengan alasan yang imajiner...)

Kita pulang ke concrete jungle the city that never sleeps dengan tangan hampa (macem living in New York!)

Bulan ini dengan segala upaya, sebelumnya usaha  menghubungi vendor vie telpon dan e-mail, marilah kita sortir vendor untuk dikunjungi yaitu: Dindin, Daday dan Yuyun dan Sanggar Rias Lia. (sayangnya Suryaraka sudah di booked untuk tanggal kita). Karena ke Bandung kesiangan (pake acara ke kantor dulu, ngambil I pod biar ga sepi di jalan, omigoot macem mau ke Batukaras aja 10 jam perjalanan!!), kita mulai dengan Sanggar Rias Lia.

Jalan ke Lia lumayan jauh dan macet, tapi si Muka Lebar suka hasil solekan-nya tidak terlalu bold dandan baju-bajunya cantik dengan tingkat keramaian yang termaafkan... dengan harga paket 9mio, pelayanannya lumayan informatif. Cuma gak ada chemistry ajah. Ditambah abis ke Lia beli Magnum mahal dan macet di jalannya... (sungguh surveyor yang subjektif) jadi yah... mari kita lihat-lihat dulu...

Kemudian kita ke Belva untuk lihat paket Teh Yuyun dan kebetulan Tisna juga termasuk salah satu pesolek yang di tawarkan di Belva. Hasil solekan Teh Yuyun dan Tisna tidak terlalu bold, which is good sayangnya baju-bajunya kurang jelas (mungkin pakai kebaya Belva kali yah). Paket-nya lebih terjangkau... Kalau lewat Belva tentu saja pakai harga Belva startingnya 6,5mio.

Dindin, pertama kali kita datang doi-nya gak ada, cuma sempet ngintip bajunya. Cantik! Karena penasaran besok pagi kita datang, sayangnya kang Dindin sedang ke kota Singa duyung. Jadilah si Muka Lebar berdiskusi dengan Kang Edho and it turned out, really good. Despite the facts that bajunya cakeb-cakeb dan tipe solekannya beberapa tampak bold tapi termaafkan. Kang Edo, he was really helpful. Dimulai dengan membantu mencari gebyok putih dan masukan-masukan untuk perkawinan, padahal belum tentu deal.

Oke setidaknya bisa pulang dengan hati lega, dengan PR menentukan vendor mana yang akan kita pakai. Setelah pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Harga keseluruhan 11-12 lah. Dengan keinginan yang kami mau, kang Daday paling tinggi (Loh, kang Daday belom didatengin!! Jauh euy jadi langsung balik, tapi di website dan reviewnya uda jelas kok kualitasnya, Mantap hehe... orangnya juga informatif dari korespondensi e-mail, telpon dan sms)

Akhirnya penilaian si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu jadi lebih subjektif, dimulai dari model baju, beberapa vendor terlalu mewah, ada yang harus melalui tangga aborsi, jalannya macet, atau lokasi vendor terlalu jauh dari rumah, dan charge lain2 (acara 2 hari dan baju perdana). Menghindari kesintingan si Muka Lebar yang mungkin timbul karena sutrisno mikirin perkewongan dan mempertimbangkan harga minyak tidak menunjukan tanda-tanda penurunan...

Vendor untuk bersolek si Muka Lebar jatuh pada Kang Dindin walau pun belom ketemu Kang Dindin langsung, karena orangnya helpful dan lokasinya dekat rumah! Jadi tinggal koprol... (gampangan memang kitah...)

Disamping si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu memang suka dengan hasil solekan-nya kang Dindin, semoga hasilnya bagus yaa...

So, tim solek, contreng!

No comments:

Post a Comment