Showing posts with label Main elements. Show all posts
Showing posts with label Main elements. Show all posts

Sunday, October 28, 2012

Yippie yay yey H-1 to 111111

Hampir setahun sejak acaranya but I really need to complete this story.

Sampai dimana sebelumnya?

Ah let's start aja, it has been 11 months since it happened but anyhooo we can'y just erase our happiest moment in our life kan? Rekan kantor gue (duileh.. rekan) bilang weds blog ini sangat gelap, so I prefer to say I wrote my reality, but I do relly hope your weds is better dear...

Malam Midodareni

Karena baru pindah, gue blm dpt cuti dan karena bny kerjaan gue cuti 1 1/2 hari, Akad Jumat, Kamis siang cabut dari kantor ke Bandung, untuk malamnya Midodareni.

Sebelum pulang gue sempetin dong meni pedi di PS, gak tanggung-tanggu di OPI dong... (sekali seumur idup nih meni pedi dengan harga yg lebih mahal dari harga perawatan pra-wed *soal perawatan pre wed gue ceritain lain waktu*), kesorean karena meni pedi dulu, dan taunya hrs ke Bekasi dl ada selametan (whattt??? gue ga tau ada acara beginian????) Sampe Bdg, keluar di TOL TAK DIKENAL, dan kena MACET. Gue sampe Bandung jam 6.10 dengan badan rontok, capek, pegel, kesel, ditambah senior gue pake nelpon, masi nanyain kerjaan, gak sih gue keselnya keluar di pintu tol yang salah plus kegencet di mobil for 3 hours... Not exactly what I imagine H-1 of my wedding day. Midodareni jam 7.

Gue akhirnya ngedrop calon Mertua gue dan si Kaki Berbulu dihotelnya, and drive my self to my aunt's home. Tepar. Jd sampe rumah gue hanya ganti baju, lilit kain ikat (diiringi doa gak lepas), dan siap2 buat dateng iringan keluarga laki gue. Yak Midodareni, dan blablabla gue lupa ngapain aja seserahan dikasiin (not exactly what I imagine, tp kain batiknya lucu, terlihat dibuat dengan skill diatas rata-rata. But the rest is painful, skema warnanya berantakan -bahkan ga ada skema warna-, gue jd nyesel bela-belain minta beli tas ijo kulit ular yang mahal buat di pasin sama sepatu ijo, krn mereka gak ditero sebelahan dikotak yg sama.... ohmygod.. tepok jidat).

Tau-tau tante gue di telpon KUA, katanya berkas gue ga lengkap, ga ada foto (wtf??? gue ud register dari Februari + Submit berkas baru*nanti ada cerita masukin berkas baru). Pengsan gue...

Trus ngobrol, trus jam 9, gue bilang ke Kaki Berbulu, we need to rest, tomorrow is big day. So Midodareni selesai.


The Akad

So, setelah didepak menggati tukang rias gue yang gak profesional (beware of that fancy selembaran, pricey price list, beautiful dresses, doesn't mean he is that good), gue hire juru rias keluarga gue, Tisna, bagus kok.

Let me tell you something ya dear, on my wedding night, gue ud flu 3 hari sebelomnya, dan kebiasaan gue saat flu adalah idung gue lecet (ask my friends, idung gue lecet, berintilan, biasanya gue kasi bedak ato betadine kl ud luka) jadi di malam midodareni gue bak hitler, tp kumisnya putih, biar kering gue kasi bedak...
(bahkan siangnya pas pamit ke majikan, she screams horribly 'iduuung km kenapa????'... gue bilang 'no worry bu, nanti gak keliatan kok' bak mobil penyok masuk bengkel ketok megic *finger crossed* hehehe gak tau sih sotoy aja, but if we believe it will be...)

and on my Akad, si Tisna langsung "Yaaa ampun idungnya kenapa?" but he fixed it in no time. tak terlihat! Bravo!
Dia syok lagi pas makein baju pengantin "Ya ampuuun bulu keteknya gak dicukur..."
Ooopsie..saat itu gue mungkin penganten dengan bulu ketek tergondrong... hehe..., baju ok! Jalan ke tempat acara di tumah uwa gue, sebelomnya sepupu gue ud ngedekorin, dengan bunga-bunga kupu-kupu warna warni cantik, dan jalan lah kita ke masjid, gue nunggu, sampe dipanggil, dan jalan menunju tempat penghulu..

Baru deh, gue lihat si penghulu. Here's the thing. 11.11.11, kaya ada ratusan couples married on that day. Awalnya, kita booking dari Kamis, jam 8. Tapi karena satu dan lain hal, harus masukin berkas baru dan kita terancam gak dapet slot Jumat itu krn penuh, akhirnya dipaksain jam 9 HARUS bisa, dan KUA sepakat, penghulu dateng jam 9 atau 9.30 (krn acara sebelumnya jauh sekali). Amazingly, Penghulu dateng jam 8. dan acara dimulai jam 9 on time, dan eng ing eng... Penghulunya tampang preman, dengan jambang panjang, dan baju krem, bau asep rokok (sungguh tak tampak bagai penghulu dikawinan orang-orang), bahkan gue sempet bisik2 ke laki gue "penghulunya bau asep rokok), trus gue kesemutan, gak bisa berdiri, dan selesai lah akad nikah yang sangat sakral plus painful karena kaki gue kesemutan luar biasa.

Dugaan gue dan laki gue setelah dinyatakan sah dan ceramah agama, dan sungkem, dan foto di masjid, penghulu tsb adalah penghulu cabutan. Sekian. Tapi tetep sah kan yaaaa? Hehehe.


PerKUAan

Ini adalah kritik untuk KUA sebagai pelaku pendaftaran pernikahan. Gue melalui tante gue sudah masukin berkas dari Februari untuk nikah bulan Nov. Ud bayar registrasi, dokumen dilengkapi setelahnya. Tau-taunya Agustus, entah gimana ketauannya (setelah tante gue ngecek lg jadwal atau gimana), nama gue ilang!! Rupanya, si pegawai pindah/ resign/ dipecat/ kabur dengan membawa uang pendaftaran gue yang menyebabkan gue hrs daftar ulang!!! WTF???

Pas daftar ulang, penuh lah itu 11.11.11. Tante gue dengan marah-marah maksa harus dapet hari Jumat. Dapatlah Jumat jam 9 pagi itu (dengan acara sebelumnya di mana tau). Submit lah dokumen baru. Eh, gilanya di malem midodareni tante gue ditelpon, katanya dokumennya kurang. Apa yang kurang? Fotonya sodara-sodara... Jd lah di hari akad gue gak foto pake buku nikah kaya artis2, karena gak ada fotonya...
*kampret*

Ntr gue isi foto Eminem, dan si Kaki Berbulu isi bukunya pake foto kembaran gue, Angelina Jolie.

Makanya waktu Penghulu dateng jam 8 gue dan laki gue langsung curiga, hehehe. Hey hey siapa dia? Bolehkan aku melihat paras wajahnya... Hei hei siapa dia?


Tapi, terlepas dari hal-hal diatas we're successfully getting married on that day :) Yaaaay!

Cheers,
Super Housewife of Neverland.

Tuesday, September 27, 2011

Fairytale wedding

Suatu hari yang absrud gue sakit dan nonton film peter pan. Dia bilang "one fairy will die if you say fairy is not exist...or there is no such thing like fairy". As we grow up, we become more realistic, we no longer believe in fairy tale and happy ending.

I have been wondering lately yah... soal hal-hal menyangkut perkewongan ini, I was really excited in wedding stuffs, I am a big fan. Being a bride is every girl dream. Tetapi, excitement-nya hilang disaat I'm preparing the wedding itself. Looking at the budget, picking the vendor, the vendor betrayal *urghhhhhh*, so little time so much to do, too many people talk at the same time, too many "seharusnya kaya gini..." "gak boleh gini.." "harusnya kamu...".


Mungkin salah gue adalah, gue gak devoted my time to prepare the wedding and I didn't have professional help. Next time mungkin gue pakai EO kalau tau gue ga punya waktu untuk ini semua. So, I'm working my ass off here from the sun rise until it rises the very next day, while everyone calling me asking why I didn't get to the family meeting of my wedding in a town 180 km away from the place where I live. Belom lagi permintaan a, b, c, d -what ever, sehingga orang-orang mikir gue gak serius ngurusin atau gak menghargai atau apapun lah yang mereka pikir seharusnya gue lakuin tapi gue gak bisa,

Sehingga gue menjadi sangat realitis. I don't hang my hope up high in this so called celebration of love yah... My only wish is please get it done, ASAP, fast forward to Nov 13th please....

All I ever wanted was a simple wedding, where I can wear a simple pretty dress, with man I love, give my vow and live happily ever after.
sounds like fairy tale to me.
Yah, I'm the one who choose to be realistic, i have no other option other than just suck it up. Stick with it. Make it work.


Progress as per 27 September 2011:
-Semua ud fixed kecuali MC. Tinggal bayar DP, lunasin, ambil.

Wednesday, April 20, 2011

Kamu makannya apa? tempe!

Jadi ingat lagu jaman baheula, dubi dubi dam dam dubi dubi dam. . .
Anyway, peristiwa desperados tempo hari abaikan saja. As always itu mau dapet kayanya. . .

Bulan ini ke Bandung, lagi tadinya mau test make up. But we came really late so that our juru solek yang termashyur sepenjuru Bandung Raya pergi. . . Satu bulan lg berlalu bahkan gue belom pernah ketemu si juru solek, bagoos!

Akhirnya kami move on untuk mencari cateter. Catering yang akan kita survey setelah survey abal-abal dengan metode browsing dan diakhiri desperate tanya kiri-kanan yang si Muka Lebar lakukan akhirnya membuahkan beberapa nama yaitu:
1. Harmony
2. Pola
3. Soewandono
4. Utami

Tempat pertama yang kami datangi adalah Harmony. Karena dekat dengan Dindin. Pertama datang, orangnya lagi agak sibuk, akhirnnya kami dilayani, dan sembari memperlihatkan contoh dekor juga memberi penjelasan tentang sharing portion buffee dan stall, yang sayangnya entah mengapa tidak dipahami samsek oleh si Muka Lebar (padahal bapaknya sudah mengulang dengan sabar tiga kali!), tapi the good news is letaknya gak jauh dari Dindin dan punya gebyok putih!

Si Muka Lebar langsung memohon ke Kaki Berbulu biar bisa pake catering ini aja, dengan alasan, dekat rumah dan ada gebyok putih! Kami pun diberikan undangan test food. Dan target selanjutnya kami skip dengan alasan jauh. Bensin mahal.

Tibalah saat test food, yang menurut si Muka Lebar dekornya lumayan tapi agak kurang rapih untuk meja buffee dan stall yang sendiri. Bunganya terlalu warna warni dan gak penuh. Tapi bisa jadi itu request si pengantin yah. Untuk makanan so-so lah. Buffee lidahnya enak. Sayang oh sayang my love aunty found something that i might not be happy if the same thing happened at my wedding.

Jadi diputuskan lah untuk survey another vendor tomorrow. Dengan desperate keesokan paginya, si Muka Lebar dan Gurita Karindang akika tinta mawar alias Karmin, my lovely sister went to the nearest vendor, Destiny (dapet nemu di majalah Java Wedding) dan ternyata doi full cuy...

Petualangan si Muka Lebar dan Karmin si monyet ajaib *loh salah?!* my lovely sister mencari catering pun berlanjut. Kami ke Pelesiran, entah mengapa jalan yang namanya pelesiran ini, bisa-bisanya satu jalan nomer kecil dan besar terpisah begitu jauh, setelah dua kali nyasar di gang kecik buntu dengan tanjakan suicidal yang bisa bikin si Karimun the city car mencret.

Fyi: Kayimun si city car, dengan 900cc, bisa ngebut di tol 120km/jam mentok, tapi gak bisa nanjak tanjakan curam tanpa awalan gas pol. Case study: Mundur di parkiran B3 FX yang curam dan Masuk parkir Grand Melia yang selalu always mundur sodara-sodara, (dan bikin nervous mobil-mobil mewah yg nunggu parkiran dengan ga sabar nempel mobil eike). It happened yah, jadi si Muka Lebar agak parno.

Pelesiran pertama, setelah melewati turunan curam (Warning: Kalo balik jadi tanjakan!!) kata local resident, "Bukan mba ini nomer kecil", okeh kita ke Pelesiran yang kedua "Bukan Mba ini nomer besar". Oke sebenarnya 15 itu nomer kecil atau besar sihh???, yang bikin mo mencret, adalah pas doi bilang "maaf mba, buntu" yang mana harus balik melewati si tanjakan sucidal *thanks tu Karmin yang keluar mobil nutup jalan biar si Kayimun bisa gas pol! Akhirnya sampailah kita ke pelesiran pertama tadi, belajar dari pengalaman, kita tinggal mobil di depan gang. Catering Lariva kita sampaaai! Demn gak ada orang pulak, tau gitu telpon dulu. Kita pun desperately mencari catering dari Java Wedding dan kebetulan ketemu sepupu di perjalanan ini jadilah kita menuju vendor selanjutnya.

Perjalanan dilanjutkan ke Utami, tapi karena jauh kita memutuskan telpon dulu, belajar dari pengalaman sebelumnya, ternyata full. Dari sodara yang baru saja nikah, kita disarankan Minity, ternyata full juga. Pola kita telpon masih bisa, tapi balik lagi, jauh... Dan apakah harus mengulang seluruh proses dateng, nanya, test food dimana tau... Sungguh waktu dan tenaga terbuang-buang...

Akhirnya si Muka Lebar desperately called her lovely a bit crazy friend, si Rambut Merah Wilahowabi (Wisteria Lane House wive Wanna Be), and menurut dia belum tentu yang enakketika test food, pas hari H sama kualitasnya (pengalaman dia waktu test food enak pas kawin biasa aja).

Maka dengan ini, dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya dan setelah menilai usaha-usaha yang perlu dilakukan telah dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, dengan dasar pertimbangan kepraktisan, hemat bensin, tersedianya gebyok putih dan diiringi wanti wanti jangan kaya gitu, dan sembari membujuk si aunty agar setuju, plus doa yg banyak diputuskan lah catering yang akan digunakan si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu adalah Harmoni...

Yay centreng catering!!

Nb: beberapa hari setelah perjalanan ini. the Silly Anna, the fellow bride to be ternyata juga pakai Harmony. Mari banyak2 berdoa agar lancar urusan kitah!
Published with Blogger-droid v1.6.7

Friday, March 18, 2011

Mari kita bersolek...

Oke hal terpenting saat pernikahan selain CPW dan CPP, wali nikah, dua saksi dan ijab kabul adalah Makanan dan MAKE UP! Hahahaha!

Jadi walaupun si Muka Lebar gak pake baju Anne Avantie pas kawinan, ato held a wedding in a garden party with lake view, terlebih si Muka Lebar kaga kewong sama Prince William (sebagaimana cita-cita si Muka Lebar jaman SD, ketika dapet bonus Postcard Prince William dg sweater biru, kemeja kotak2 biru dari majalan Bobo), maka at least si Muka Lebar has to look good. Apalagi menurut si Rambut Merah "Bandung kan menor-menor, gue suka kok! Justru biar manglingin", yang kalo menurut si Kaki Berbulu dengan kejamnya "Iya, lah pangling, mau ngelenong apa gimana kamu?!!"... Kezaaaammmm...

Maka dimulai lah usaha pencarian tim solek, yang sesuai dengan selera si Muka Lebar dan si kaki Berbulu...
dengar-dengar dari si Rambut Merah, yang ter-oke se Bandung Raya adalah Hetty Sunaryo, tidak lain dan tidak bukan pemilik Selasar Sunaryo (yang ditaksir si Muka Lebar juga), karena hasilnya natural bgt, tapi cantik... tanpa blush on berlebihan yang membuat pipi bagai di tabok dan gincu merah... tapi hohoho, memang menggunakan jasa tante Hetty bukan jatah rakyat jelata. Mari kita skip, next tim pesolek yang masuk jaringan si Muka Lebar untuk di review adalah:

1 Teh Yuyun (rekomendasi adik si Rambut Merah dan Jeung Ana sesama capeng tanah Sunda loh jinawi);
2. Tisna (sekeluarga si Muka Lebar pernah menggunakan jasa doi, tante si Muka Lebar cinta berats sama doi);
3. Suryaraka (rekomendasi si Rambut Merah);
Nama-nama lain lihat dari majalah Java Wedding, yaitu:
1. Anita;
2. La Diva;
3. Dindin dari D&D;
4. Daday Koghidar; dan
5. Sanggar Rias Lia.

Dimulailah pencarian tim solek yang sesuai kriteria. Survey dilakukan dua kali, batch pertama untuk Anita dan La Diva.
Untuk harga paket Anita starting 10 mio, baju perdananya kerjasama dengan Ayok Dwipanca, yang kebetulan juga bikin kebaya vendor di Surabaya. So far pelayanannya helpful dan hasil tim bersoleknya cenderung bold and fierce. Mungkin menyesuaikan dengan baju-baju koleksi Anita yang mewah dan modelnya revuli. Ternyata tanggalnya tidak cocok, alias sudah di booked. Yuk mari...

La Diva yang letaknya gak jauh dari situ menawarkan starting paket pesolek yang lebih muree 6mio... bajunya 11-12 dengan Anita dengan tingkat keramaian di bawah Anita. Jenis solekan pun, taraf bold normal... Tapi sayangnya saya tidak ada chemistry dengan si mba-mbanya dan portofolionya padahal uda baik ngasi kalender dan minum. (Sebenarnya si Kaki Berbulu gak sreg juga, dengan alasan yang imajiner...)

Kita pulang ke concrete jungle the city that never sleeps dengan tangan hampa (macem living in New York!)

Bulan ini dengan segala upaya, sebelumnya usaha  menghubungi vendor vie telpon dan e-mail, marilah kita sortir vendor untuk dikunjungi yaitu: Dindin, Daday dan Yuyun dan Sanggar Rias Lia. (sayangnya Suryaraka sudah di booked untuk tanggal kita). Karena ke Bandung kesiangan (pake acara ke kantor dulu, ngambil I pod biar ga sepi di jalan, omigoot macem mau ke Batukaras aja 10 jam perjalanan!!), kita mulai dengan Sanggar Rias Lia.

Jalan ke Lia lumayan jauh dan macet, tapi si Muka Lebar suka hasil solekan-nya tidak terlalu bold dandan baju-bajunya cantik dengan tingkat keramaian yang termaafkan... dengan harga paket 9mio, pelayanannya lumayan informatif. Cuma gak ada chemistry ajah. Ditambah abis ke Lia beli Magnum mahal dan macet di jalannya... (sungguh surveyor yang subjektif) jadi yah... mari kita lihat-lihat dulu...

Kemudian kita ke Belva untuk lihat paket Teh Yuyun dan kebetulan Tisna juga termasuk salah satu pesolek yang di tawarkan di Belva. Hasil solekan Teh Yuyun dan Tisna tidak terlalu bold, which is good sayangnya baju-bajunya kurang jelas (mungkin pakai kebaya Belva kali yah). Paket-nya lebih terjangkau... Kalau lewat Belva tentu saja pakai harga Belva startingnya 6,5mio.

Dindin, pertama kali kita datang doi-nya gak ada, cuma sempet ngintip bajunya. Cantik! Karena penasaran besok pagi kita datang, sayangnya kang Dindin sedang ke kota Singa duyung. Jadilah si Muka Lebar berdiskusi dengan Kang Edho and it turned out, really good. Despite the facts that bajunya cakeb-cakeb dan tipe solekannya beberapa tampak bold tapi termaafkan. Kang Edo, he was really helpful. Dimulai dengan membantu mencari gebyok putih dan masukan-masukan untuk perkawinan, padahal belum tentu deal.

Oke setidaknya bisa pulang dengan hati lega, dengan PR menentukan vendor mana yang akan kita pakai. Setelah pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Harga keseluruhan 11-12 lah. Dengan keinginan yang kami mau, kang Daday paling tinggi (Loh, kang Daday belom didatengin!! Jauh euy jadi langsung balik, tapi di website dan reviewnya uda jelas kok kualitasnya, Mantap hehe... orangnya juga informatif dari korespondensi e-mail, telpon dan sms)

Akhirnya penilaian si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu jadi lebih subjektif, dimulai dari model baju, beberapa vendor terlalu mewah, ada yang harus melalui tangga aborsi, jalannya macet, atau lokasi vendor terlalu jauh dari rumah, dan charge lain2 (acara 2 hari dan baju perdana). Menghindari kesintingan si Muka Lebar yang mungkin timbul karena sutrisno mikirin perkewongan dan mempertimbangkan harga minyak tidak menunjukan tanda-tanda penurunan...

Vendor untuk bersolek si Muka Lebar jatuh pada Kang Dindin walau pun belom ketemu Kang Dindin langsung, karena orangnya helpful dan lokasinya dekat rumah! Jadi tinggal koprol... (gampangan memang kitah...)

Disamping si Muka Lebar dan si Kaki Berbulu memang suka dengan hasil solekan-nya kang Dindin, semoga hasilnya bagus yaa...

So, tim solek, contreng!

Friday, March 11, 2011

Lost in...?

Oke macem iklan properti di hari minggu, dengan suara yang khas mba presenter itu selalu bilang, "Sebelum membeli properti, hal pertama yang menjadi dasar adalah LOKASI, LOKASI, LOKASI..." dengan gaya yang meyakinkan, kadang kadang si emba ditemani juga oleh pelawak senior atau representative officer dari developer yang bersangkutan... Anyway, gak ada hubungannya sama pembahasan ini intro-nya kepanjangan..

Jadi yah jaman sekarang ternyata untuk orang biasa seperti Si Muka Lebar dan Si Kaki Berbulu, mau kewong tuh ya, boro-boro nunggu hati matep dulu, yang pertama harus ditentukan adalah LOKASI, LOKASI, LOKASI... (macem mba itu ngomong di iklan properti)

"Gedungnya dimane neng?" Tega banget para bridezillah dan groomzillah, H-365 udah ngetag-in gedung... Ada kosong Hotel Kempinski noh, macem si Muka Lebar anak pengusaha yang tajir melintir... Eh, sama jalan depan rumah juga kosong, lumayan kalo bikin gawe tinggal gelar tiker, sambil star gazing, makan nasi kotak RM. Sederhana, entertaiment-nya gitar akustik sama fireworks bonfire, pasti makin akrab tamu-tamunya... sambil makan coklat Ratu Perak kalo perlu!

Jadilah yah, kami mendapat gedung yang sebenarnya, ibarat pepatah, Semut di pinggir kali terlihat, gajah di pelupuk mata tak terlihat...

Setelah pusing mencari Gedung di Bandung, yang terkenal Pusdai mahalnyoo luar biaso! SeskoAD gak nanya, gedung-gedung yang lain gak tau. Taunya Rumah Maja dan Kartipah yang cihuy sangat masa kini, bahkan fantasi si Muka Lebar, private party di Selasar Sunaryo ditolak mentah-mentah... (spooky aja gitu malem-malem disitu) Hehe...

Demi kemasalahatan bersama... Praktis dan hemat (tapi gak inovatif)

Jadi dipilihlah Gedung Balai Sartika di Bikasoga yang jaraknya walking distance dari rumah aki, bibi dan uwa, sarana dan prasarananya juga lengkap ada Masjid, Gereja, pemakaman, TPS, sungai, TK, ada supermarket, dan dekat dengan jalan utama. Enak bukan? Dan gedung itu tak lain dan tak bukan tempat renang si Muka Lebar jaman bocah, maksudnya Bikasoga ada kolam renang dan gedung pertemuan... Jadi bisa dibayangin kalo bosen kawinan bisa renang, ato habis kawinan renang? Ada serodotannya* loh! (*perosotan).

Gedung ini juga kebetulan, my dearest colleague si Rambut merah mengadakan perehaltan perkawinannya with her beloved retherbi (red hair hubby), dan yang kata salah satu rekan kami si Ms. Blablabla "ini gedung apa gor bulu tangkis?"
Oke, mungkin gedung ini sangat lengkap fasilitas olahraganya, tapi tenang saja walaupun gedung yang mirip gor bulu tangkis, gedung ini juga bisa dipakai jadi gedung manten!!
Dan sekarang gedungnya sedang direnovasi, yiipiee! (yang bikin harganya naik lagi... Dyem!)

Semoga setelah renovasi, tampilannya gak kaya gor bulu tangkis lagi, kaya indoor basketball hall lah paling gak (loh??!!)

CP Balai Sartika ini Pak... Lupa, telponnya juga lupa... Hehehe ntr yah.