Sunday, April 17, 2011

Friday i am in love

This story happened a long time ago...

Jumat malam kelabu, setelah pulang kantor, si Kaki Berbulu lembur. We just got back from our super long exciting journey. Dan si Muka Lebar stuck di kosan, drown in her new duty favorite activity browsing for vendors .

As we said earlier yah, jarak mak. JAUH. 
Therefore...
Waktu mak. We don't have enough time. 

Sehingga karena waktu adalah sebuah kemewahan bagi kami. We will do all the things necessary to simplified our search... Mencari vendor dan refresi vendor tersebut dari internet adalah salah satu pilihan.Sehingga dari puluhan vendor kita bisa buat short list yang kita mau berdasar refrensi.Baru kita ke Bdg untuk mencari 3 vendor di urutan teratas....

Awalnya, that is how things supposed to work... Anyhooo...
Orang Bandung gak semuanya suka bikin web. Sehingga terbatas sekali pilihan. Ditambah sedikit refrensi yang bisa didapat. Lebih mengenaskan, mostly yang gue tanya, vendor-vendor yang productnya sangat ciamik, bagus, harganya ala mak jaaang laranggnyooo! (Yg punya blog hanya mereka yang harganya diatas rata-rata).

Sehingga, setiap kali dapat email balasan dengan judul pe-el pake kapital semua, begitu buka, lihat harganya, huks. Bikin nyesek, megap-megap, pucet terus pengsannnn... Begitu selalu reaksi si Muka Lebar yang notabene adalah seorang anak baik hati, tidak sombong, suka menolong dan rajin menabung tapi entah mengapa seringkali tongpes terutama di awal bulan, setelah bayar kartu keredit) setelah baca email balasan buat dari vendor-vendor yang produknya lucu dan imut kaya marmut kentut... Sampe desperados kudos meledos! Hoaaaaaaa!!!!!!!

Sampe di satu titik, gue muak baca PL! 
Baca PL dan cari vendor, I'm done with all of you!

Gue ga mau cari vendor lagi
Sakit hati,

Wedding industry, with the core business to create so called 'the most beautiful moment of your life, where all the things seem all so perfect'. Industri menjual mimpi. Asal harganya cocok.
Role player dalam industri ini adalah majalah, yang isinya membentuk pikiran gadis remaja wanita Indonesia kalo kawinan ini musti begindang, selain itu akika tinta mawar.

Padahal kalok ngeliyat kawinan di the amazing Green Wedding Shoes kagak bakalan deh yang kaya begini kejadian. Wedding ceremonies and its celebration seharusnya "be resourceful" (mengutip Pak Bondan).
Gue maunya, kawinan di taman, in this case, taman rumah bokap gue (ya iya lah gue belon punya rumah).  Yang gak luas, tapi di atapnya rindang oleh tanaman merambat (yang semoga gak ada ulet bulunya, karena lagi musim ulet bulu). Lampion putih hijau, pake lilin pinggirnya, makanannya bikin sendiri,  kuenya bikin sendiri, di meja panjang, cuma keluarga dan sahabat terdekat.


Pas gue lagi browsing si kawinan di Green Wedding Shoes ini dan ke gep sama seketearis kantor gue (yaahh ketauan deh gak kerja, malah brosing begituan) doi langsung bilang "Lo ga bisa punya kawinan kaya gitu, itu kan bule...". Orang indonesia mah kalo kawin yang diundang anak cucu semenda 7 ke atas dan ke bawah, tetangga se RT-RW, temen SD-SMP-SMA, Kuliah dan Kerja BOKAP dan NYOKAP. Baru deh sisanya temen mempelai (if any).......

I wish i could have just a simple wedding.
My be i can, in my dreammmmm.......
Blaaaaaaarrrr!!!

Jadi mesti gimana nih? Buat dapetin vendor yang harganya selangit?
a. Ngamen
b. Rampok
c. Nyulik artis berinisial AB
d. Apply ke mafioso
e. Jadi superman abis itu main iklan sampo
f. Jadi mucikari
g. Part time jadi badut Dufan
h. jadi perompak
i. Beruang ngepet (ga ada icon babi adanya ini )
j. jadi nene sihir trus ngubah daun jadi duit
k. ..................................................................................

2 comments:

  1. Haiii salam kenal...
    saya orang bandung, mau nikah di bandung, dan punya wedding blog juga. Enjoy!:) tuker2 info yaaa...

    ReplyDelete
  2. Halo, Auliaa... Senangnya, di Bandung juga yaah?
    Iya, sama-sama mari bertukar infoo ^_^
    Thanks!

    ReplyDelete